Hari itu keluarga besar yang telah lama berpisah kembali berkumpul. Enam bersaudara yang sudah dewasa dan tinggal ditempat yang jauh kembali berkumpul di rumah lamanya, rumah orang tuanya. Dia adalah kakek dan nenekku, aku turut bahagia karena keluargaku dan keluarga pakde pakdeku bisa berkumpul kembali dikampung halaman bersamaan. Betapa bahagia raut muka nenek dan kakekku, meskipun tak begitu nampak dari wajahnya yang sudah sangat tua, namun pastinya mereka bahagia. Bahagia karena anak-anaknya yang dulu dibesarkannya dengan susah payah, dengan keringat dan tenaga yang begitu besarnya hingga saat ini mereka telah berkeluarga dan dapat menafkahi keluarganya sendiri.
Mungkin nenekku sudah banyak tak ingat dan tak paham lagi dengan cucu-cucunya namun dia pastinya masih terbayang memori tentang anak-anaknya, dan yang aku kagumi dia masih terus beribadah dan mengingat kepadaNya meskipun sudah tak kuat seperti dulu lagi. Mungkin kakek dan nenekku menjadi orang yang patut bahagia karena bisa mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan baik hingga saat ini mereka menjadi orang orang yang selalu patuh dan taat kepadaNya.
Sebuah harta yang lebih berharga dibandingkan seisi dunia sekalipun, anak anak yang soleh, cucu-cucu yang soleh adalah harta yang terbaik didunia ini, mereka adalah ladang amal jariyah yang akan selalu mendoakannya ketika telah menghadap kepadaNya.
Memang tak mudah, yang kutahu nenekku sangat keras kepada anak-anaknya, dia selalu membangunkan anak-anaknya saat subuh, dan ketika tidak bangun maka terkenalah air tajin di muka mereka, sungguh luar biasa. Tetapi yang ku tahu, setiap malam, sepertiga malam dia tak pernah absen untuk mencurahkan hatinya kepada yang Kuasa, dan juga mendoakan anak-anaknya. Dia adalah Ibu yang luar biasa, juga nenek yang luar biasa bagiku.
Sebuah impian yang indah untuk memiliki anak-anak dan cucu-cucu yang soleh selalu mendoakanku ketika aku telah tiada, melebihi impian untuk meraih dunia
0 komentar:
Posting Komentar